Setiap orang menghadapi proses move on dari hubungan yang telah berakhir dengan cara yang berbeda-beda. Namun, sering kali muncul anggapan bahwa pria cenderung lebih cepat move on dibandingkan wanita.
Meskipun ini bukanlah aturan mutlak, ada beberapa alasan psikologis, sosial, dan biologis yang bisa menjelaskan fenomena ini. Mari simak ulasannya berikut ini!
Perbedaan Cara Mengekspresikan Emosi
Salah satu alasan mengapa pria terlihat lebih cepat move on adalah karena perbedaan dalam cara mereka mengekspresikan emosi. Pria seringkali diajarkan untuk menekan atau menyembunyikan perasaan mereka, terutama kesedihan dan kekecewaan.
Mereka mungkin memilih untuk tidak menunjukkan perasaan yang mendalam secara publik, sehingga terlihat seperti sudah melupakan hubungan yang baru saja berakhir. Sementara itu, wanita lebih terbuka dalam mengekspresikan emosi, baik kepada teman maupun keluarga, yang membuat proses move on terlihat lebih lambat.
Pola Sosialisasi yang Berbeda
Pria dan wanita memiliki pola sosialisasi yang berbeda. Dalam banyak budaya, pria didorong untuk lebih mandiri dan fokus pada tujuan hidup, seperti karier atau hobi. Setelah putus cinta, pria cenderung lebih cepat mengalihkan perhatian mereka pada hal-hal ini, yang membantu mereka merasa lebih cepat move on.
Sebaliknya, wanita seringkali lebih fokus pada hubungan interpersonal, sehingga proses penyembuhan emosi bisa memakan waktu lebih lama karena mereka lebih banyak merenungkan hubungan yang telah berakhir.
Pengaruh Biologis
Secara biologis, beberapa penelitian menunjukkan bahwa hormon dapat berperan dalam cara pria dan wanita menghadapi putus cinta. Pria memiliki kadar testosteron yang lebih tinggi, yang dikaitkan dengan perilaku yang lebih kompetitif dan dorongan untuk terus bergerak maju.
Testosteron juga dapat menurunkan sensitivitas emosional, sehingga membantu pria untuk lebih cepat pulih dari rasa sakit emosional.
Di sisi lain, wanita memiliki hormon oksitosin yang lebih tinggi, yang berkaitan dengan perasaan kedekatan dan ikatan emosional, membuat mereka lebih rentan untuk merasakan kehilangan dan kesedihan lebih lama setelah hubungan berakhir.
Pengaruh Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial juga berperan besar dalam cara seseorang move on dari sebuah hubungan. Pria seringkali mendapat dorongan dari teman-temannya untuk segera mencari pengganti atau mengalihkan perhatian mereka ke hal lain setelah putus cinta.
Hal ini menciptakan tekanan sosial untuk tampak baik-baik saja dan bergerak cepat. Sebaliknya, wanita lebih sering mendapatkan dukungan emosional dari lingkaran sosial mereka, seperti teman dan keluarga, yang mendorong mereka untuk memproses perasaan secara mendalam sebelum benar-benar move on.
Cara Mengatasi Kesepian
Setelah putus cinta, pria mungkin lebih cenderung mencari cara untuk segera mengatasi rasa kesepian, baik melalui hubungan baru atau dengan bersosialisasi secara aktif. Hal ini bisa membuat mereka terlihat lebih cepat move on, padahal sebenarnya mereka hanya mengalihkan fokus.
Di sisi lain, wanita lebih sering merenungkan hubungan yang telah berakhir, mencari makna di baliknya, dan memproses emosi secara lebih mendalam sebelum siap untuk memulai hubungan baru.
Perbedaan dalam cara pria dan wanita menghadapi putus cinta sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis, sosial, dan biologis. Meskipun pria sering terlihat lebih cepat move on, ini tidak selalu berarti mereka benar-benar sudah pulih secara emosional.
Setiap individu memiliki cara unik untuk mengatasi rasa sakit emosional, dan penting untuk memahami bahwa proses move on tidak bisa disamakan untuk semua orang.